Kasus Parotitis: Mengenal Gejala, Penyebab, dan Pencegahannya

 



Parotitis, atau yang lebih dikenal dengan gondongan, adalah infeksi kelenjar parotis yang terletak di antara telinga dan rahang. Penyakit ini seringkali menyerang anak-anak, namun dapat juga ditemukan pada orang dewasa. Parotitis disebabkan oleh virus Paramyxovirus yang menyebar melalui percikan air liur (droplet) saat seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin. Karena sifatnya yang mudah menular, parotitis menjadi kasus yang penting untuk dikenali dan dicegah.

 

Gejala Parotitis

Gejala parotitis biasanya muncul sekitar dua minggu setelah seseorang terpapar virus. Tanda-tanda awalnya mirip dengan flu biasa, seperti demam ringan, nyeri otot, dan sakit kepala. Namun, ciri khas dari parotitis adalah pembengkakan pada kelenjar parotis, yang membuat pipi terlihat bengkak, terutama di sisi dekat telinga. Gejala lainnya yang sering dialami adalah:

- Nyeri saat mengunyah atau menelan

- Demam tinggi

- Rasa kering di mulut

- Hilangnya nafsu makan

 

Pembengkakan ini biasanya terjadi di satu atau kedua sisi wajah dan bisa berlangsung hingga satu minggu atau lebih. Jika tidak segera ditangani, infeksi parotitis dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius, seperti meningitis (radang selaput otak) atau orkitis (pembengkakan pada testis pada pria).

 

Penularan Parotitis

Parotitis menyebar melalui kontak langsung dengan air liur atau sekresi orang yang terinfeksi. Anak-anak biasanya lebih rentan karena imunitas yang belum optimal, dan virus mudah menyebar di lingkungan sekolah atau area dengan kontak fisik dekat. Oleh sebab itu, menjaga kebersihan tangan dan menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit menjadi langkah penting untuk mencegah penularan.

 

Pencegahan dan Vaksinasi

Cara paling efektif untuk mencegah parotitis adalah melalui vaksinasi. Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) adalah vaksin yang mencakup perlindungan terhadap parotitis. Anak-anak dianjurkan untuk mendapatkan vaksin ini pada usia 12-15 bulan dan dosis kedua pada usia 4-6 tahun. Selain vaksinasi, langkah-langkah berikut dapat membantu mencegah penyebaran parotitis:

- Mencuci tangan secara teratur dengan sabun

- Menutup mulut dan hidung saat bersin atau batuk

- Menghindari berbagi alat makan atau minum dengan orang lain

- Mengisolasi diri jika mengalami gejala parotitis

 

Pengobatan Parotitis

Saat ini, tidak ada pengobatan spesifik untuk parotitis, karena infeksi ini umumnya dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Penanganan biasanya berfokus pada perawatan simptomatik, seperti:

- Istirahat yang cukup

- Konsumsi obat pereda nyeri, seperti ibuprofen atau paracetamol, untuk mengurangi demam dan nyeri

- Mengompres bagian yang bengkak dengan air hangat atau dingin untuk mengurangi rasa sakit

- Menghindari makanan atau minuman yang asam yang dapat menyebabkan iritasi lebih lanjut pada kelenjar parotis

 

Dalam beberapa kasus, terutama jika ada komplikasi, pasien mungkin memerlukan perawatan medis lebih lanjut. Oleh karena itu, jika gejala tidak membaik setelah beberapa hari atau disertai gejala serius lainnya, disarankan untuk segera mencari bantuan medis.

 

Pentingnya Edukasi dan Kesadaran

Parotitis mungkin bukan penyakit baru, namun pemahaman masyarakat tentang gejala dan pencegahannya sangat penting. Dengan edukasi yang tepat, diharapkan angka penularan parotitis dapat ditekan, terutama di lingkungan sekolah atau komunitas yang rawan penyebaran.

 

Parotitis adalah penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi dan kebiasaan hidup bersih. Mari bersama-sama tingkatkan kesadaran akan pentingnya vaksinasi dan pola hidup sehat untuk melindungi diri kita dan orang di sekitar dari infeksi parotitis