PERTEMUAN AUDIT MATERNAL PERINATAL (AMP) TW 1
Pada
tanggal 20-21 Mei 2024
Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjung Jabung
Timur mengadakan Pertemuan Audit Maternal Perinatal (AMP) Triwulan 1
yang berlangsung di Hotel Aulia, Muara Sabak. Pertemuan ini dihadiri oleh
tenaga kesehatan dari berbagai Puskesmas, rumah sakit, dan instansi kesehatan
terkait. Acara tersebut merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk
menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal di wilayah tersebut.
Apa
Itu Audit Maternal Perinatal (AMP)?
Audit Maternal Perinatal (AMP) adalah
suatu mekanisme penilaian terhadap kasus kematian ibu dan bayi yang terjadi di
fasilitas kesehatan maupun di komunitas. Tujuannya adalah untuk menganalisis
penyebab kematian tersebut dan mengidentifikasi langkah-langkah perbaikan yang
perlu dilakukan agar kasus serupa tidak terulang. AMP tidak hanya fokus pada
identifikasi penyebab klinis, tetapi juga menyoroti aspek manajemen pelayanan,
kebijakan, dan faktor-faktor sosial yang mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi.
Melalui AMP, para tenaga kesehatan dapat
belajar dari setiap kasus dan menemukan solusi untuk meningkatkan pelayanan,
mulai dari sistem rujukan yang lebih baik, penanganan komplikasi kehamilan yang
lebih cepat, hingga edukasi yang lebih intensif kepada ibu hamil dan
keluarganya.
Sorotan
Utama dalam Pertemuan AMP TW 1
Pertemuan yang berlangsung selama dua hari
ini dibuka dengan sambutan dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjung Jabung
Timur, yang menekankan pentingnya AMP sebagai alat untuk mengevaluasi dan
memperbaiki layanan kesehatan maternal dan perinatal. Beliau menyampaikan
bahwa, meskipun upaya sudah banyak dilakukan, angka kematian ibu dan bayi masih
menjadi tantangan di kabupaten ini. Melalui AMP, diharapkan ada peningkatan
dalam kualitas pelayanan di seluruh fasilitas kesehatan, baik di tingkat
Puskesmas maupun rumah sakit.
Berikut adalah
beberapa poin penting yang dibahas selama pertemuan tersebut:
1.
Analisis
Kasus Kematian Ibu dan Bayi
Tim
AMP mempresentasikan beberapa kasus kematian ibu dan bayi yang terjadi dalam
kurun waktu triwulan pertama tahun 2014. Setiap kasus dianalisis secara mendalam, termasuk faktor klinis,
keterlambatan dalam pengambilan keputusan, dan hambatan dalam sistem rujukan.
Diskusi interaktif dilakukan untuk menggali lebih jauh penyebab utama setiap
kasus dan solusi yang dapat diterapkan.
2.
Identifikasi
Faktor Risiko dan Penanganan Komplikasi
Selain
analisis kasus, para peserta pertemuan juga membahas tentang faktor risiko yang
sering ditemukan pada ibu hamil di wilayah tersebut, seperti anemia,
hipertensi, dan kurangnya akses ke pelayanan kesehatan. Dalam pertemuan ini,
tenaga kesehatan didorong untuk lebih proaktif dalam mengenali tanda-tanda
komplikasi dan memastikan ibu hamil mendapatkan penanganan tepat waktu.
3.
Perbaikan
Sistem Rujukan dan Kolaborasi Antar Fasilitas Kesehatan
Salah
satu isu utama yang sering muncul dalam audit adalah keterlambatan rujukan,
baik dari Puskesmas ke rumah sakit maupun dari keluarga yang terlambat membawa
pasien ke fasilitas kesehatan. Untuk mengatasi hal ini, peserta pertemuan
menyepakati bahwa koordinasi antar fasilitas kesehatan harus diperkuat.
Komunikasi yang lebih baik antara bidan desa, Puskesmas, dan rumah sakit sangat
diperlukan agar pasien dapat segera dirujuk ketika mengalami komplikasi.
4.
Peningkatan
Kapasitas Tenaga Kesehatan
AMP
juga menjadi ajang untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman di antara tenaga
kesehatan. Beberapa peserta mempresentasikan pengalaman mereka dalam menangani
kasus-kasus kompleks, sementara yang lain membahas perlunya pelatihan
berkelanjutan bagi para tenaga kesehatan, terutama dalam penanganan kasus
kegawatdaruratan obstetrik dan neonatal.
Hasil dan Rekomendasi dari
Pertemuan AMP TW 1
Dari hasil audit yang dilakukan, ada beberapa rekomendasi
yang dihasilkan, di antaranya:
a.
Peningkatan
Edukasi Kesehatan untuk Ibu Hamil
Ditekankan
pentingnya penyuluhan kesehatan yang intensif kepada ibu hamil, terutama
terkait tanda bahaya kehamilan dan pentingnya periksa kehamilan rutin.
b.
Perbaikan
Infrastruktur Kesehatan
Beberapa
Puskesmas diidentifikasi masih kekurangan fasilitas dan peralatan medis yang
memadai untuk menangani komplikasi kehamilan. Rekomendasi untuk peningkatan sarana dan prasarana pun
disampaikan kepada Dinas Kesehatan.
c.
Optimalisasi
Sistem Rujukan
Perlu
ada sistem rujukan yang lebih efektif dengan melibatkan semua pihak, termasuk
pihak transportasi untuk mempercepat akses ke rumah sakit rujukan.
d.
Pelatihan
dan Pembinaan untuk Tenaga Kesehatan
Pelatihan
rutin di bidang kegawatdaruratan maternal dan neonatal diusulkan agar setiap
tenaga kesehatan selalu siap dalam menangani situasi darurat.
Penutup
Pertemuan Audit Maternal Perinatal (AMP) TW 1 di Muara Sabak ini menegaskan komitmen seluruh pihak dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Dengan evaluasi menyeluruh dan rekomendasi yang dihasilkan, diharapkan angka kematian ibu dan bayi dapat ditekan, serta pelayanan kesehatan di seluruh fasilitas dapat ditingkatkan. Melalui kerja sama antara tenaga kesehatan, pemerintah daerah, dan masyarakat, kita dapat mewujudkan kesehatan ibu dan anak yang lebih baik dan berkelanjutan di masa depan.




0 Komentar